In The Name of Allah..
Bismillahirahmanirrahim..
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakaatuh..
Allah itu Maha Pemurah Maha Pengasih, Maha Penyayang..
*Syukur Alhamdulillah,Thumma Alhamdulillah..
Sebaik-baik manusia sekalipun,atau secemerlang mne skalipun manusia,mereka sangat lemah utk bersyukur.
Bersyukur apabila diuji
Allahurabbi..sesak didada makin terasa,
Allahuakhbar,semakin diuji segalanya..
Biarlah segalanya tertulis disini
Tuhan..tak pernah ku pinta untuk Jatuh cinta pada manusia...
Takut apabila terasa sakit begini
Pergilah dunia,ku usir jauh
Laa ilaaha illa Anta, subhanaKa inni kuntu minazh-zhalimin.
Ada Yang Tak Dapat Kita Ingkari
Kadang ada perasaan kepada seseorang. Seperti Mughits –seorang sahabat Nabi Saw.- kita selalu mengikut kemana pun Barirah melangkah. Mata kita mengawasi, hati kita mencari-cari dan telinga kita merasa indah setiap kali mendengar namanya. Perasaan itu begitu kuat bersemayan di dada. Bukan kerana kita menenggelamkan diri dalam lautan perasaan, tetapi seperti kata Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengutip dari Al-Mada’iny, “Andaikan orang yang jatuh cinta boleh memilih, tentu aku tidak akan memilih jatuh cinta.”
Perasaan ini kadang mengganggu kita, sehingga tak sanggup berpikir jernih lagi. Kadang membuat kita banyak berharap, sehingga mengabaikan setiap kali ada yang mahu serius. Kita sibuk menanti –kadang sampai membuat badan kita kurus kering- sampai batas waktu yang kita sendiri tak berani menentukan. Kita merasa yakin bahwa dia jodoh kita, atau merasa bahwa jodoh kita harus dia, tetapi tak ada langkah-langkah pasti yang kita lakukan. Akibatnya, diri kita tersiksa oleh angan-angan.
Persoalannya, apakah yang mesti kita perbuat ketika rasa sayang itu ada? Inilah yang insya-Allah kita perbincangkan lebih mendalam pada makalah Masih Ada Tempat untuk Cinta. Selebihnya, kita cukupkan dulu pembicaraan itu sampai di sini.
Tuhan, Jangan Biarkan Aku Sendiri
Di atas semua itu, Allah bukakan pintu-pintu-Nya untuk kita. Ketuklah pertolongan-Nya dengan do’a. Di saat engkau merasa tak sanggup menanggung kesendirian, serulah Tuhanmu dengan penuh kesungguhan,
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ (٨٩)
“Tuhanku, jangan biarkan aku sendirian. Dan Engkau adalah sebaik-baik Warits.” (QS. Al-Anbiya’: 89).
Rabbi, laa tadzarni fardan wa Anta khairul waritsin.
Ini sesungguhnya adalah do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Zakariya untuk memohon keturunan kepada Allah Ta’ala. Ia memohon kepada Allah untuk menghapus kesendiriannya kerana ketiadaan zuriat yang menyejukkan mata.
Sebagaimana Nabi Zakariya, rasa sepi itu kita adukkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla semoga Ia hadirkan bagi kita seorang pendamping yang menenteramkan jiwa dan membahagiakan hati. Kita memohon kepada-Nya pendamping yang baik dari sisi-Nya. Kita memasrahkan kepada-Nya apa yang terbaik untuk kita.
Kapan do’a itu kita panjatkan? Bila saja kita merasa gelisah oleh rasa sepi yang mencekam. Panjatkan do’a itu di saat kita merasa amat memerlukan hadirnya seorang pendamping; saat hati kita dicekam oleh kesedihan kerana tidak adanya teman sejati atau ketika jiwa dipenuhi kerinduan untuk menimang buah hati yang lucu. Panjatkan pula do’a saat hati merasa dekat dengan-Nya; saat dalam perjalan ketika Allah jadikan do’a mustajabah; dan saat-saat mustajabah lainnya.
Sumber Rujukan : Dakwah Info..
Persoalannya, apakah yang mesti kita perbuat ketika rasa sayang itu ada? Inilah yang insya-Allah kita perbincangkan lebih mendalam pada makalah Masih Ada Tempat untuk Cinta. Selebihnya, kita cukupkan dulu pembicaraan itu sampai di sini.
Tuhan, Jangan Biarkan Aku Sendiri
Di atas semua itu, Allah bukakan pintu-pintu-Nya untuk kita. Ketuklah pertolongan-Nya dengan do’a. Di saat engkau merasa tak sanggup menanggung kesendirian, serulah Tuhanmu dengan penuh kesungguhan,
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ (٨٩)
“Tuhanku, jangan biarkan aku sendirian. Dan Engkau adalah sebaik-baik Warits.” (QS. Al-Anbiya’: 89).
Rabbi, laa tadzarni fardan wa Anta khairul waritsin.
Ini sesungguhnya adalah do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Zakariya untuk memohon keturunan kepada Allah Ta’ala. Ia memohon kepada Allah untuk menghapus kesendiriannya kerana ketiadaan zuriat yang menyejukkan mata.
Sebagaimana Nabi Zakariya, rasa sepi itu kita adukkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla semoga Ia hadirkan bagi kita seorang pendamping yang menenteramkan jiwa dan membahagiakan hati. Kita memohon kepada-Nya pendamping yang baik dari sisi-Nya. Kita memasrahkan kepada-Nya apa yang terbaik untuk kita.
Kapan do’a itu kita panjatkan? Bila saja kita merasa gelisah oleh rasa sepi yang mencekam. Panjatkan do’a itu di saat kita merasa amat memerlukan hadirnya seorang pendamping; saat hati kita dicekam oleh kesedihan kerana tidak adanya teman sejati atau ketika jiwa dipenuhi kerinduan untuk menimang buah hati yang lucu. Panjatkan pula do’a saat hati merasa dekat dengan-Nya; saat dalam perjalan ketika Allah jadikan do’a mustajabah; dan saat-saat mustajabah lainnya.
Sumber Rujukan : Dakwah Info..
Cukuplah semalam adalah peringatan dan pengajaran..
Yang lepas sesekali tak akan berulang..
Moga ada hikmah,semakin ku buka mata hati
Dan menghargai nikmat Cinta..
Yang kekal Milik Ilahi..
Bersaksi cinta diatas cinta..
Dalam alunan tasbihku ini..
Subhanallah,Alhamdulillah
Seremban..
24 Disember 2013
24 Disember 2013
9:30 am
No comments:
Post a Comment